Senin, 29 Agustus 2011

BAB II KELAS XII IPS SMA SUTOMO 1 MEDAN "INDUSTRI"

BAB II
KAWASAN INDUSTRI DAN PERTANIAN

1.      Pengertian industri:
Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang setengah jadi menjadi barang jadi yang memiliki nilai tambah untuk mendapatkan keuntungan. Usaha perakitan atau assembling dan juga reparasi adalah bagian dari industri. Hasil industri tidak hanya berupa barang, tetapi juga dalam bentuk jasa.

2.      KEUNTUNGAN INDUSTRIALISASI
-          Meningkatkan devisa Negara
-          Menyerap tenaga kerja
-          Meningkatkan pendapatan masyarakat
-          Terbukanya usaha-usaha di sector informal
-          Berkurangnya ketergantungan dari produk luar negeri.

3.      Syarat berdirinya industry:
-          Tersedia bahan mentah
-          Tersedia tenaga kerja
-          Tersedia modal
-          Manajemen yang baik
-          Dapat mengubah masyarakat agraris menjadi Negara industri

4.      DAMPAK POSITIF  PEMBANGUNAN INDUSTRI
a. Menambah penghasilan penduduk sehingga meningkatkan kemakmuran
b. menghasilkan aneka barang yang dibutuhkan oeh masyarakat.
c. memperbesar kegunaan bahan mentah
d. memperluas lapangan pekerjaan bagi penduduk.
e. Mengurangi ketergantungan Negara pada luar negeri.
f. merangsang masyarakat utuk meningkatkan pengetahuan tentang industi


5.      DAMPAK NEGATIF PEMBANGUNAN INDUSTRI
-     Berkurangnya lahan pertanian
-          Pencemaran lingkungan
-          Terjadinya arus urbanisasi yang terlalu besar
-          Terjadinya perubahan prilaku masyarakat (konsumtif)

6.      Klasifikasi industry:

1. Klasifikasi industri berdasarkan bahan baku
a. Industri ekstraktif, yaitu industri yang bahan bakunya diperoleh langsung dari alam. Misalnya: industri hasil pertanian, industri hasil perikanan, dan industri hasil kehutanan.
b. Industri nonekstraktif, yaitu industri yang mengolah lebih lanjut hasilhasil industri lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri pemintalan, dan industri kain.
c. Industri fasilitatif atau disebut juga industri tertier. Kegiatan industrinya adalah dengan menjual jasa layanan untuk keperluan orang lain. Misalnya: perbankan, perdagangan, angkutan, dan pariwisata.

2. Klasifikasi industri berdasarkan tenaga kerja
a. Industri rumah tangga, kurang dari empat orang.
Ciri industri ini memiliki modal yang sangat terbatas, tenaga kerja berasal dari anggota keluarga, dan pemilik atau pengelola industri biasanya kepala rumah tangga itu sendiri atau anggota keluarganya. Misalnya: industri anyaman, industri kerajinan, industri tempe/ tahu, dan industri makanan ringan.
b. Industri kecil, 5 sampai 19 orang,
Ciri industri kecil adalah memiliki modal yang relative kecil, tenaga kerjanya berasal dari lingkungan sekitar atau masih ada hubungan saudara. Misalnya: industri genteng, industri batubata, dan industri pengolahan rotan.


c. Industri sedang, 20 sampai 99 orang.
 Ciri industri sedang adalah memiliki modal yang cukup besar, tenaga kerja memiliki keterampilan tertentu, dan pimpinan perusahaan memiliki kemapuan manajerial tertentu. Misalnya: industri konveksi, industri bordir, dan industri keramik.
d. Industri besar, lebih dari 100 orang.
 Ciri industri besar adalah memiliki modal besar yang dihimpun secara kolektif dalam bentuk pemilikan saham, tenaga kerja harus memiliki keterampilan khusus, dan pimpinan perusahaan dipilih melalui uji kemapuan dan kelayakan (fit and profer test). Misalnya: industri tekstil, industri mobil, industri besi baja, dan industri pesawat terbang.

3. Klasifikasi industri berdasarkan produksi yang dihasilkan
a. Industri primer, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang tidak perlu pengolahan lebih lanjut/ dapat dinikmati atau digunakan secara langsung. Misalnya: industri anyaman, industri konveksi, industri makanan dan minuman.
b. Industri sekunder, yaitu industri yang menghasilkan barang atau benda yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut sebelum dinikmati atau digunakan. Misalnya: industri pemintalan benang, industri ban, industri baja, dan industri tekstil.
c. Industri tertier, yaitu industri yang hasilnya berupa jasa layanan yang dapat mempermudah atau membantu kebutuhan masyarakat. Misalnya: industri angkutan, industri perbankan, industri perdagangan, dan industri pariwisata.

4. Klasifikasi industri berdasarkan bahan mentah
a. Industri pertanian, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang diperoleh dari hasil kegiatan pertanian. Misalnya: industri minyak goreng, Industri gula, industri kopi, industri teh, dan industri makanan.
b. Industri pertambangan, yaitu industri yang mengolah bahan mentah yang berasal dari hasil pertambangan. Misalnya: industri semen, industri baja, industri BBM (bahan bakar minyak bumi), dan industri serat sintetis.
c. Industri jasa, yaitu industri yang mengolah jasa layanan yang dapat mempermudah dan meringankan beban masyarakat tetapi menguntungkan. Misalnya: industri perbankan, industri perdagangan, industri pariwisata, industri transportasi, industri seni dan hiburan.

5. Klasifikasi industri berdasarkan lokasi unit usaha
a. Industri berorientasi pada pasar (market oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah persebaran konsumen.
b. Industri berorientasi pada tenaga kerja (employment oriented industry), yaitu industri yang didirikan mendekati daerah pemusatan penduduk, terutama daerah yang memiliki banyak angkatan kerja tetapi kurang pendidikannya.
c. Industri berorientasi pada pengolahan (supply oriented industry), yaitu industri yang didirikan dekat atau ditempat pengolahan. Misalnya: industri semen di Palimanan Cirebon (dekat dengan batu gamping), industri pupuk di Palembang (dekat dengan sumber pospat dan amoniak), dan industri BBM di Balongan Indramayu (dekat dengan kilang minyak).
d. Industri berorientasi pada bahan baku, yaitu industri yang didirikan di tempat tersedianya bahan baku. Misalnya: industri konveksi berdekatan dengan industri tekstil, industri pengalengan ikan berdekatan dengan pelabuhan laut, dan industri gula berdekatan lahan tebu.
e. Industri yang tidak terikat oleh persyaratan yang lain (footloose industry), yaitu industri yang didirikan tidak terikat oleh syarat-syarat di atas. Industri ini dapat didirikan di mana saja, karena bahan baku, tenaga kerja, dan pasarnya sangat luas serta dapat ditemukan di mana saja. Misalnya: industri elektronik, industri otomotif, dan industri transportasi.

 6. Klasifikasi industri berdasarkan proses produksi
a. Industri hulu, yaitu industri yang hanya mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Industri ini sifatnya hanya menyediakan bahan baku untuk kegiatan industri yang lain. Misalnya: industri kayu lapis, industri alumunium, industri pemintalan, dan industri baja.
b. Industri hilir, yaitu industri yang mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi sehingga barang yang dihasilkan dapat langsung dipakai atau dinikmati oleh konsumen. Misalnya: industri pesawat terbang, industri konveksi, industri otomotif, dan industri meubeler.

7. Klasifikasi industri berdasarkan barang yang dihasilkan
a. Industri berat, yaitu industri yang menghasilkan mesin-mesin atau alat produksi lainnya. Misalnya: industri alat-alat berat, industri mesin, dan industri percetakan.
b. Industri ringan, yaitu industri yang menghasilkan barang siap pakai untuk dikonsumsi. Misalnya: industri obat-obatan, industri makanan, dan industri minuman.

8. Klasifikasi industri berdasarkan modal yang digunakan
a. Industri dengan penanaman modal dalam negeri (PMDN), yaitu industri yang memperoleh dukungan modal dari pemerintah atau pengusaha nasional (dalam negeri). Misalnya: industri kerajinan, industri pariwisata, dan industri makanan dan minuman.
b. Industri dengan penanaman modal asing (PMA), yaitu industri yang modalnya berasal dari penanaman modal asing. Misalnya: industri komunikasi, industri perminyakan, dan industri pertambangan.
c. Industri dengan modal patungan (join venture), yaitu industri yang modalnya berasal dari hasil kerja sama antara PMDN dan PMA. Misalnya: industri otomotif, industri transportasi, dan industri kertas.

 9. Klasifikasi industri berdasarkan subjek pengelola

a. Industri rakyat, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik rakyat, misalnya: industri meubeler, industri makanan ringan, dan industri kerajinan.
b. Industri negara, yaitu industri yang dikelola dan merupakan milik Negara yang dikenal dengan istilah BUMN, misalnya: industri kertas, industri pupuk, industri baja, industri pertambangan, industri perminyakan, dan industri transportasi.

10. Klasifikasi industri berdasarkan cara pengorganisasian
a. Industri kecil,
ciri-ciri: modal relatif kecil, teknologi sederhana, pekerjanya kurang dari 10 orang biasanya dari kalangan keluarga, produknya masih sederhana, dan lokasi pemasarannya masih terbatas (berskala lokal). Misalnya: industri kerajinan dan industri makanan ringan.
b. Industri menengah,
 ciri-ciri: modal relative besar, teknologi cukup maju tetapi masih terbatas, pekerja antara 10-200 orang, tenaga kerja tidak tetap, dan lokasi pemasarannya relative lebih luas (berskala regional). Misalnya: industri bordir, industri sepatu, dan industri mainan anak-anak.
c. Industri besar,
 ciri-ciri: modal sangat besar, teknologi canggih dan modern, organisasi teratur, tenaga kerja dalam jumlah banyak dan terampil, pemasarannya berskala nasional atau internasional. Misalnya: industri barang-barang elektronik, industri otomotif, industri transportasi, dan industri persenjataan.

 11. Klasifikasi industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian
pengklasifikasian industri berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 19/M/ I/1986 yang dikeluarkan oleh Departemen Perindustrian dan Perdagangan. Adapun pengklasifikasiannya adalah sebagai berikut:
 a. Industri Kimia Dasar (IKD)
Industri Kimia Dasar merupakan industri yang memerlukan: modal yang besar, keahlian yang tinggi, dan menerapkan teknologi maju. Adapun industri yang termasuk kelompok IKD adalah sebagai berikut:
1) Industri kimia organik, misalnya: industri bahan peledak dan industri bahan kimia tekstil.
2) Industri kimia anorganik, misalnya: industri semen, industri asam sulfat, dan industri kaca.
3) Industri agrokimia, misalnya: industri pupuk kimia dan industri pestisida.
4) Industri selulosa dan karet, misalnya: industri kertas, industri pulp, dan industri ban.
  b. Industri Mesin Logam Dasar dan Elektronika (IMELDE)
Industri ini merupakan industri yang mengolah bahan mentah logam menjadi mesin-mesin berat atau rekayasa mesin dan perakitan. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri mesin dan perakitan alat-alat pertanian, misalnya: mesin traktor, mesin hueler, dan mesin pompa.
2) Industri alat-alat berat/konstruksi, misalnya: mesin pemecah batu, buldozer, excavator, dan motor grader.
3) Industri mesin perkakas, misalnya: mesin bubut, mesin bor, mesin gergaji, dan mesin pres.
4) Industri elektronika, misalnya: radio, televisi, dan komputer.
5) Industri mesin listrik, misalnya: transformator tenaga dan generator.
6) Industri keretaapi, misalnya: lokomotif dan gerbong.
7) Industri kendaraan bermotor (otomotif), misalnya: mobil, motor, dan suku cadang kendaraan bermotor.
8) Industri pesawat, misalnya: pesawat terbang dan helikopter.
9) Industri logam dan produk dasar, misalnya: industri besi baja, industri alumunium, dan industri tembaga.
10) Industri perkapalan, misalnya: pembuatan kapal dan reparasi kapal.
11) Industri mesin dan peralatan pabrik, misalnya: mesin produksi, peralatan pabrik, the blower, dan kontruksi.
  c. Aneka Industri (AI)
Industri ini merupakan industri yang tujuannya menghasilkan bermacammacam barang kebutuhan hidup sehari-hari. Adapun yang termasuk industri ini adalah sebagai berikut:
1) Industri tekstil, misalnya: benang, kain, dan pakaian jadi.
2) Industri alat listrik dan logam, misalnya: kipas angin, lemari es, dan mesin jahit, televisi, dan radio.
3) Industri kimia, misalnya: sabun, pasta gigi, sampho, tinta, plastik, obatobatan, dan pipa.
4) Industri pangan, misalnya: minyak goreng, terigu, gula, teh, kopi, garam dan makanan kemasan.
5) Industri bahan bangunan dan umum, misalnya: kayu gergajian, kayu lapis, dan marmer.
  d. Industri Kecil (IK)
Industri ini merupakan industri yang bergerak dengan jumlah pekerja sedikit, dan teknologi sederhana. Biasanya dinamakan industri rumah tangga, misalnya: industri kerajinan, industri alat-alat rumah tangga, dan perabotan dari tanah (gerabah).
  e. Industri pariwisata
Industri ini merupakan industri yang menghasilkan nilai ekonomis dari kegiatan wisata. Bentuknya bisa berupa: wisata seni dan budaya (misalnya: pertunjukan seni dan budaya), wisata pendidikan (misalnya: peninggalan, arsitektur, alat-alat observasi alam, dan museum geologi), wisata alam (misalnya: pemandangan alam di pantai, pegunungan, perkebunan, dan kehutanan), dan wisata kota (misalnya: melihat pusat pemerintahan, pusat perbelanjaan, wilayah pertokoan, restoran, hotel, dan tempat hiburan).

7.      Gejala Aglomerasi Industri
Akibat adanya keterbatasan dalam pemilihan lokasi yang ideal maka sangat dimungkinkan akan munculnya pemusatan atau terkonsentrasinya industri pada suatu wilayah tertentu yang dikenal dengan istilah aglomerasi industri.
Misalnya, industri garmen, industri konveksi, dan industri kerajinan dibangun di suatu tempat yang berdekatan dengan pusat pemukiman penduduk; Industri berat yang memerlukan bahan mentah, seperti batu bara dan besi baja, penentuan lokasi pabriknya cenderung mendekati sumber bahan mentah.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, penyebab terjadinya aglomerasi industri antara lain:
1. terkonsentrasinya beberapa faktor produksi yang dibutuhkan pada suatu lokasi;
2. kesamaan lokasi usaha yang didasarkan pada salah satu faktor produksi tertentu;
3. adanya wilayah pusat pertumbuhan industri yang disesuaikan dengan tata ruang dan fungsi wilayah;
4. adanya kesamaan kebutuhan sarana, prasarana, dan bidang pelayanan industri lainnya yang lengkap;
5. adanya kerja sama dan saling membutuhkan dalam menghasilkan suatu produk.
Model aglomerasi industri yang berkembang  dapat menguntungkan, di antaranya adalah:
  1.  mengurangi pencemaran atau kerusakan lingkungan, karena terjadi pemusatan kegiatan sehingga memudahkan dalam penanganannya;
  2.  mengurangi kemacetan di perkotaan, karena lokasinya dapat disiapkan di sekitar pinggiran kota;
  3.  memudahkan pemantauan dan pengawasan, terutama industri yang tidak mengikuti ketentuan yang telah disepakati;
  4.  tidak mengganggu rencana tata ruang;
  5.  dapat menekan biaya transportasi dan biaya produksi serendah mungkin.

8.      kawasan industry
Di dalam aglomerasi industri dikenal istilah kawasan industri / industrial estate, yaitu suatu kawasan  tempat pemusatan kegiatan industri pengolahan yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana, misalnya: lahan dan lokasi yang strategis. Selain itu, terdapat pula fasilitas penunjang lain, misalnya listrik, air, telepon, jalan, dan tempat pembuangan limbah, yang telah disediakan oleh perusahaan pengelola kawasan industri.
Tujuan dibentuknya suatu kawasan industri (aglomerasi yang disengaja), antara lain :
1. untuk mempercepat pertumbuhan industri,
2. memberikan kemudahan bagi kegiatan industri,
3. mendorong kegiatan industri agar terpusat dan berlokasi di kawasan tersebut, dan
4. menyediakan fasilitas lokasi industri yang berwawasan lingkungan.
Misalnya: beberapa kawasan industri di Indonesia, antara lain Medan, Cilegon (Banten), Pulogadung (Jakarta), Cikarang (Bekasi), Cilacap (Jateng), Rungkut (Surabaya), dan Makassar.

9.      kawasan berikat (Bonded zone).
merupakan suatu kawasan dengan batas tertentu di dalam wilayah pabean yang di dalamnya diberlakukan ketentuan khusus di bidang pabean.
Kawasan berikat berfungsi sebagai tempat penyimpanan, penimbunan, dan pengolahan barang yang berasal dari dalam atau luar negeri.
Contoh kawasan berikat, yaitu PT Kawasan Berikat Indonesia meliputi Tanjung Priok, Cakung, dan Batam.


 ada empat jenis keterkaitan yang menyebabkan terjadinya industri berikat, yaitu:
1. keterkaitan produk;
2. keterkaitan jasa;
3. keterkaitan proses;
4. keterkaitan subkontrak.

contoh industri berikat yaitu industri garmen. Dalam hal ini industri garmen sebagai industri utamanya. Sedangkan di sekitar industri garmen tersebut akan dikelilingi oleh industri-industri lain yang berfungsi sebagai penunjang, misalnya: industri tekstil, industri kancing, reslasting, dan asesoris
lainnya.
10.  Relokasi Industri
Relokasi industri yaitu pemindahan industri dari negara maju ke negara berkembang.

Alasan relokasi industri, yaitu sebagai berikut :
a. Di negara berkembang upah buruh lebih murah dibandingkan dengan negara maju.
b. Mengurangi tingkat polusi atau pencemaran di negara maju.
c. Negara yang dituju mempunyai tenaga kerja yang sesuai.
d. Memperbesar dan memperluas usaha industri.
e. Memperluas pemasaran hasil industri.

Keuntungan relokasi industri bagi negara yang dituju yaitu sebagai berikut :
a. Menambah dan memperluas lapangan pekerjaan.
b. Menambah pendapatan negara dari sektor pajak.
c. Alih teknologi dari negara maju.
d. Permodalan langsung dari negara yang memindahkan industri.
11.  PERTANIAN
Pertanian Rakyat: suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat
Ciri-Ciri Pertanian Rakyat :
1. Modal Kecil
2. Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana
3. Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan
4. Tidak Meliki Sistem Administrasi yang Baik

Usaha-usaha Meningkatkan Hasil Pertanianhttp://www.e-dukasi.net/images/blank.gif

1. Intensifikasi Pertanian

Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program Panca Usaha Tani, yang kemudian dilanjutkan dengan program sapta usaha tani, sebagai berikut :
  • Pengolahan tanah yang baik
  • Pengairan yang teratur
  • Pemilihan bibit unggul
  • Pemupukan
  • Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
  • Pengolahan pasca panen   
2. Ekstensifikasi Pertanian

Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian


3. Diversifikasi Pertanian
Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari ketergantungan pada salah satu hasil pertanian.
Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu :
  • Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga beternak ayam dan beternak ikan.
  • Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.
4. Mekanisasi Pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian modern.
5. Rehabilitasi Pertanian
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif menjadi tanaman yang lebih produktif.



Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut, pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
  • Memperluas,memperbaiki dan memelihara jaringan irigasi yang meluas di seluruh wilayah Indonesia
  • Menyempurnakan sistem produksi pertanian pangan melalui penerapan berbagai paket program yang diawali dengan program Bimbingan Masal (Bimas) pada tahun 1970. Kemudian disusul dengan program intensifikasi Masal (Inmas), Intensifikasi Khusus (Insus) dan Supra Insus yang bertujuan meningkatkan produksi pangan secara berkesinambungan.
  • Membangun pabrik pupuk serta pabrik insektisida dan pestisida yang dilaksanakan untuk menunjang proses produksi pertanian.
TUGAS:
1.      SEBUTKAN FAKTOR-FAKTOR YANG MENGUNTUNGKAN PEMBANGUNAN INDUSTRI DI INDONESIA
2.      SEBUTKAN FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PEMBANGUNAN INDUSTRI
3.      JELASKAN MENGAPA SUATU INDUSTRI:
A.    BERORIENTASI PADA BAHAN BAKU
B.     BERORIENTASI PADA PASAR
C.     BERORIENTASI PADA TENAGA KERJA
D.    BERORIENTASI PADA SUMBER TENAGA
4.      KAWASAN BERIKAT DI SETIAP NEGARA MEMILIKI KEASAMAAN, SEBUTKAN
5.      SEBUTKAN KENDALA YANG DIHADAPAI DALAM USAHA PERTANIAN
6.      APA BEDA PERKEBUNAN RAKYAT DAN PERKEBUNAN NEGARA/BESAR
7.      SEBUTKAN PENGGOLONGAN JENIS PETERNAKAN SERTA JENIS HEWANNYA.
“TUGAS INI DIKIRIM KE EMAIL SAYA linginlbs,@gmail.com paling lambat tanggal 10 september 2011.
Saya kembali ke skul tgl 12 sept 2011. Pada saat pertemuan, printout tugas harus ditunjukkan sebagai bukti fisik

Jumat, 26 Agustus 2011

PENDUDUK-- GEOGRAFI KELAS XI IPS SMA SUTOMO 1 MEDAN


BAB II KELAS XI IPS
PENDUDUK
1.    Antroposfer berasal dari kata latin antropos yang berarti manusia dan spaira yang berarti lingkungan. Jadi, antroposer artinya lingkungan bagian dari bumi yang dihuni manusia.
2.    Pengertian penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis Republik Indonesia selama 6 bulan atau lebih dan mereka yang berdomisili kurang dari 6 bulan, tetapi bertujuan untuk menetap.
3.      Jumlah penduduk suatu negara diketahui dengan berbagai cara, yaitu dengan sensus penduduk, registrasi, dan survei.
4.    Macam Sensus Penduduk
a. Sensus de jure, yaitu pencacahan yang hanya dikenakan kepada setiap orang, yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di daerah negara yang bersangkutan.
b. Sensus de facto, yaitu pencacahan yang dikenakan kepada setiap orang, yang   pada waktu diadakan sensus berada di dalam negara yang bersangkutan.
5.    Manfaat diadakannya sensus penduduk menurut Wardiyatmoko dan Bintarto sebagai berikut.
a. Mengetahui jumlah penduduk seluruhnya.
b. Mengetahui golongan penduduk menurut jenis kelamin, umur, dan banyaknya kesempatan kerja.
c. Mengetahui keadaan pertumbuhan penduduk.
d. Mengetahui susunan penduduk menurut mata pencaharian agar diketahui struktur perekonomiannya.
e. Mengetahui persebaran penduduk, daerah yang terlalu padat, dan daerah yang masih jarang penduduknya.
f. Mengetahui keadaan penduduk suatu kota dan mengetahui akibat perpindahan.
g. Merencanakan pembangunan bidang kependudukan.






B MENGHITUNG PERTUMBUHAN PENDUDUK SUATU WILAYAH
  1. Kelahiran Atau Fertilitas/Natalitas
Ada beberapa faktor yang mendukung kelahiran (pronatalitas) dan yang menghambat (antinatalitas).
a. Faktor-faktor Pronatalitas
Faktor-faktor pronatalitas antara lain sebagai berikut.
1) Kawin dalam usia muda atau di bawah umur,
2) Rendahnya tingkat kesehatan. Banyaknya bayi yang meninggal menyebabkan orang tua ada kecenderungan mempunyai banyak anak.
 3) Suatu anggapan: ”banyak anak banyak rezeki”. Ini sebenarnya suatu mitos, yakni anggapan yang keliru.
4) Jaminan untuk hari tua ada yang merawat.
5) Masa-masa damai.
b. Faktor-faktor Antinatalitas
Faktor-faktor antinatalitas antara lain sebagai berikut.
1) Adanya ketentuan batas umur menikah. Di Indonesia, untuk wanita ditetapkan minimal umur 16 tahun, sedangkan untuk laki-laki batas minimal 19 tahun.
2) Adanya program KB
3) Adanya anggapan sebagian orang tua ‘orang tua modern’ bahwa banyak anak menjadi beban orang tua
4) Adanya pembatasan tunjangan anak, terutama bagi pegawai negeri.
5) Masa-masa perang.

Angka Kelahiran terbagi 2:
1) Angka Kelahiran Kasar
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate (CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun.
CBR = B/P x k
B = jumlah kelahiran selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
K = konstanta (1000)



Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 20.000 jiwa dan jumlah bayi yang lahir tercatat 900 anak. Berapa angka kelahiran kasarnya?
Jawab:

CBR = 900/ 20.000x 1000
            = 45 artinya pada setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun terjadi    
                 kelahiran sebanyak 45 bayi.

Angka kelahiran kasar digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a) tinggi, apabila jumlah kelahiran lebih dari 30.
b)  sedang, apabila jumlah kelahiran antara 20 - 30.
c), apabila jumlah kelahiran kurang dari 20.

2) Angka Keahiran Khusus = Age Spesific Birth Rate (ASBR):
menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia tertentu dalam waktu satu tahun.
ASBR = = Bx/Px x k

Bx = jumlah kelahiran dari wanita pada kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur tertentu
K = 1000
Contoh:
Di kabupaten A terdapat wanita usia 20 - 24 sebanyak 300.000 jiwa. Banyaknya bayi yang lahir pada tahun tersebut sebanyak 3.000 anak. Berapa angka kelahiran khususnya?
Jawab
ASBR  3000 / 300.000 x 1000
                                    = 10       berarti setiap 1.000 orang wanita usia 20 - 24 tahun terdapat 10
                                        bayi yang lahir dalam setahun.


5
2. Angka kematian / mortalitas
Faktor yang mendukung kematian (promortalitas):
a. kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
b. kurangnya fasilitas kesehatan yang memadai
c. seringnya terjadi kecelakaan lalu lintas
d. adanya bencana alam
e. peperangan

faktor yang menghambat kematian (antimortalitas):
a. fasilitas kesehatan yang memadai
b. lingkungan yang bersih dan teratur
c. ajaran agama yang melarang bunuh diri
d. tingkat kesehatan yang tinggi

Angka Kematian (Mortalitas) terbagi 2:
1) Angka Kematian Kasar
Angka kematian kasar atau Crude Death Rate (CDR):
 Menunjukkan jumlah kematian setiap 1.000 penduduk dalam setahun.

CDR D/P x k
D = jumlah kematian selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
K = konstanta (1000)

Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan Xsebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk yang meninggal 800 jiwa. Berapakah angka kematian kasarnya?
Jawab:
CDR 800/10000x 1000
= 80  artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun, jumlah penduduk yang meninggal ada 80 orang.


Angka kematian kasar terdiri atas tiga golongan, yaitu:
a)rendah, apabila jumlah mortalitasnya kurang dari 10.
b) sedang, apabila jumlah mortalitasnya antara 10 - 20.
c) tinggi, apabila jumlah mortalitasnya lebih dari 20.

2) Angka Kematian Khusus= Age Spesific Death Rate (ASBR)
menunjukkan banyaknya orang yang meninggal tiap 1.000 orang penduduk pada usia tertentu dalam setahun.
ASDR = = Dx/Pxx k

Dx = jumlah kematian pada umur tertentu dalam setahun
Px = jumlah penduduk umur tertentu
K = 1000
Contoh:
Jumlah penduduk provinsi A yang berumur 65 - 69 tahun adalah 100.000 jiwa. Dalam waktu satu tahun yang meninggal dunia sebanyak 20.000 jwa. Hitunglah angka kematian khusus menurut kelompok umur di provinsi tersebut!
Jawab
ASDR  20.000/100.000x 1000
                                    = 200       Artinya setiap 1.000 penduduk yang berumur 65 - 69 tahun,
                                        yang meninggal sebanyak 200 orang dalam setahun.

3. Angka Imigrasi
menunjukkan jumlah imigran  setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun.
I i/P x k
i = jumlah imigramselama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
K = konstanta (1000)
Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan Xsebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk imigran400 jiwa. Berapakah angka imigrasinya?


Jawab:
I = 400/10.000 x 1000
= 40  artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun, jumlah penduduk imigran  ada 40 orang.


4. Angka Emigrasi
menunjukkan jumlah imigran  setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun.
E e/Px k
e = jumlah imigran selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan tahun
K = konstanta (1000)
Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di Kecamatan X sebanyak 10.000 jiwa dan jumlah penduduk emigran 400 jiwa. Berapakah angka emigrasinya?
Jawab:
I 400/10.000x 1000
= 40  artinya setiap 1.000 orang dalam 1 tahun, jumlah penduduk emigran  ada 40 orang.


5. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk dipengaruhi oleh faktor-faktor kelahiran, kematian, emigrasi dan imigrasi.
Ada 2 jenis pertumbuhan penduduk:

a. Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)
Pertumbuhan penduduk alami, yaitu terjadi dari selisih kelahiran dan kematian.
P =L – M
L = angka kelahiran kasar (CBR)
M = Angka kematian kasar (CDR)


b. Pertumbuhan Penduduk Migrasi Atau Pertumbuhan Penduduk Total
yaitu pertumbuhan penduduk alami ditambah dengan selisih imigrasi dengan emigrasi.

P = (L-M) +(I –E)
Keterangan:
P = jumlah pertumbuhan penduduk
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
E = jumlah emigran (orang yang pergi)
I = jumlah imigran (orang yang datang)

Ada 3 klasifikasi pertumbuhan penduduk, yaitu sebagai berikut.
a. Pertumbuhan penduduk tinggi, bila pertumbuhan 2% lebih dari jumlah penduduk tiap tahun.
b. Pertumbuhan penduduk sedang, bila pertumbuhan itu antara 1% - 2%.
c. Pertumbuhan penduduk lambat, bila pertumbuhan itu kurang dari 1%.

6. Untuk menghirung jumlah penduduk pada masa yang akan datang digunakan rums priyeksi penduduk yaitu :
Pn = Po (1 + r ) n
Pn = jumlah penduduk pada tahun n (ditanyakan)
Po = jumlah penduduk pada tahum o (tahun dasar/diketahui)
n = selisih tahun dari tahun o sampai tahun n
r = tingkat pertumbuhan penduduk pertahun (dalam %)
contoh:
tahun 2001 jumlah penduduk Indoneisa 205.000.000 jiwa. Tingkat pertumbuhan penduduk pertahun adalah 1,5%. Berapakan proyeksi penduduk Indonesia pada tahun 2006?

Jawab: Pn = Po (1 + r ) n
                  = 205.000.000 (1 + 0,015)5
                  = 220.000.000 jiwa




7. menghitung kapan jumlah penduduk menjadi berlipat ganda jumlahnya: tahun o+70/D
Tahun o = tahun diketahui
70 adalah konstanta
D = pesentase pertumbuhan penduduk
Contoh:
Jika pertumbuhan penduduk pada tahun 2006 adalah 1,5 % dengan jumlah penduduk 220.000.000 jiwa, maka jumlah penduduk terebut akan menjadi berlipat ganda (440.000.000 jiwa ) pada tahun berapa?
Jawab: 2006 +70/1,5

            = 2052,6 dibulatkan menjadi 2053 artinya jumlah penduduk terebut akan menjadi berlipat ganda (440.000.000 jiwa ) pada tahun 2053

8. Sex Ratio
Sex ratio menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan, digunakan untuk memprediksi keadaan jumlah penduduk di masa datang. Kemungkinan terjadinya ledakan penduduk akan lebih besar, kalau jumlah penduduk wanita lebih banyak dibandingkan jumlah penduduk laki-laki.
Sex Ratio = jumlah penduduk perempuan/jumlah penduduk laki-laki x 100
Contoh:
Jumlah penduduk disuatu kecamatan adalah 10.000 jiwa yang terdiri dari 7500 perempuan dan 2500 laki-laki. Berapa sex rationya?

Sex Ratio = 7500/2500 x 100
                 = 300 artinya setiap 100 orang laki-laki terdapat 300 orang perempuan

9. Angka Harapan Hidup

Andalah angka rata-rata harapan hidup penduduk disuatu daerah. Hal ini terganting pada angka kematian pada usia muda. Jika angka kematian diusai muda, “tinggi”., maka angka harapan hidupnya rendah.
Angka harapan hidup: jumlah (XxY)/jumlah X
Keterangan:
X = jumlah kematian pada kelompok umur tertentu
Y = umur tertentu yang meninggal
Contoh:
Umur (Y)                     jumlah kematian (X)               X.Y
5 tahun                                    100                              500
10 tahun                                  50                                500
15 tahun                                  5                                  75
20 tahun                                  2                                  40
25 Tahun                                 1                                  25
50 tahun                                  5                                  250
60 tahun                                  60                                3600
70 tahun                                  100                              7000
Jumlah...............................     323..........................    11990

Maka angka harapan hidup =  11990/323
                                                = 37,12
                                    Artinya usia rata –rata harapan hidup di daerah tersebut adalah 37,12
                                    tahun. Hal ini disebabkan karena kematian pada usia  muda, tinggi

           
10. Rasio ketergantungan (depedency ratio) atau angka beban ketergantungan
adalah suatu angka yang menunjukkan besar beban tanggungan kelompok usia produktif atas penduduk usia nonproduktif.

Dependencry Ratio = 
 jumlah penduduk nonproduktif (muda+tua) / jumlah penduduk produktif (dewasa) x 100

Penduduk usia non produktif terdiri dari:
Penduduk usia muda (0 – 14 tahun) dan penduduk usia tua (diatas 65 tahun)
Penduduk usia produktif adalah penduduk usia dewasa (15 – 64 tahun)

Contoh:
Data penduduk negara X tahun 2006 sebagai berikut.
Kelompok umur muda (0 - 14 tahun) = 51.454.000
Kelompok umur dewasa/produktif (15 - 64 tahun) = 63.180.000
Kelompok umur tua (65 tahun ke atas) = 3.576.000

Maka besar rasio ketergantungan =  51.454.000 + 3.576.000 / 63.180.000 x 100

                                                            = 87,1
Artinya : Setiap 100 orang kelompok usia produktif harus menanggung 87,1  orang dari kelompok yang tidak produktif.

Makin besar rasio ketergantungan berarti makin besar beban tanggungan bagi kelompok usia produktif.

Tinggi rendahnya angka
ketergantungan dapat dibedakan tiga golongan
yaitu angka ketergantungan rendah bila kurang dari 30,
angka ketergantungan sedang bila 30 - 40,
angka ketergantungan tinggi bila lebih dari 41.


11. Kepadatan Penduduk ( densitas penduduk) terbagi dua:
a. kepadatan penduduk aritmatik:  perbandingan rata-rata antara jumlah penduduk di suatu daerah dengan luasnya daerah tersebut dihitung setiap km2,
b. kepadatan penduduk agraris perbandingan rata-rata antara  penduduk petaninya saja dengan tanah pertanian produktif.
Jadi, lahan tidur, lapangan udara, dan sungai tidak dihitung.


Contoh: di suatu daerah jumlah penduduknya 20.000 jiwa, luas daerah 50 km2   
dari jumlah penduduk tersebut di atas jumlah petaninya hanya 5.000 orang, sedangkan tanah pertanian yang produktif hanya 20 km2

maka: a.  kepadatan penduduk daerah itu = jumlah penduduk (jiwa)/luas wilayah ( km2)
                                                                                 = 20.000 / 50
                                                             = 400 jiwa/ km2
            b. kepadatan penduduk agraris = jumlah penduduk petani / luas lahan pertanian produktif 
                                                            = 5000/20
                                                            = 250 jiwa/ km2

Beberapa pengertian tentang kepadatan penduduk sebagai berikut.

a. Kepadatan penduduk absolut atau mutlak, ialah keadaan negara/daerah yang sebagian besar penduduknya masih sulit mencukupi kebutuhan pokoknya, biasanya melanda negara yang sedang berkembang dan  negara miskin.
b. Kekurangan penduduk, terjadi bila suatu negara jumlah penduduk sedemikian kecilnya sehingga sulit untuk mengolah kekayaan alam guna mencukupi kebutuhan hidupnya.
Jadi, baik kepadatan penduduk dan kekurangan penduduk sama-sama kurang menguntungkan bagi negara.
c. Kepadatan penduduk optimum, yaitu kepadatan penduduk yang sebaik-baiknya. Jumlah penduduk yang ada di negara itu cukup untuk meng olah kekayaan alam yang ada di negaranya guna mencukupi kebutuhan hidup.

12. Macam-macam Piramida Penduduk
1) Piramida Penduduk Muda
menggambarkan penduduk yang tumbuh cepat, jumlah pertambahannya masih terus meningkat, jumlah kelahiran lebih besar dari jumlah kematian.
2) Piramida Penduduk Stasioner:
menunjukkan penduduk yang tidak berubah-ubah, jumlah kelahiran dan kematian dalam keadaan seimbang.
3) Piramida Penduduk Tua
menggambarkan penurunan angka kelahiran lebih pesat daripada angka kematian. Bila hal ini terjadi terus-menerus, akan menyebabkan berkurangnya jumlah penduduk daerah/ negara yang bersangkutan.




13. keadaan penduduk di Indonesia akibat ledakan penduduk:
a. Jumlah penduduk sangat banyak, yaitu nomor empat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika Serikat.
b. Pertumbuhan penduduk yang cepat menyebabkan tingginya angka pengangguran.
c. Persebaran penduduk tidak merata. 64% di antaranya tinggal di Pulau Jawa.
d. Komposisi penduduk kurang menguntungkan karena banyaknya penduduk usia muda yang belum produktif sehingga beban ketergantungan tinggi.
e. Arus urbanisasi tinggi, sebab kota lebih banyak menyediakan lapangan kerja.
f. Menurunnya kualitas dan tingkat kesejahteraan penduduk.
g. Demikian pula permasalahan lingkungan hidup sangat luas, misalnya merosotnya kuantitas dan kualitas sumber alam, tercemarnya lingkungan fisik, dan timbulnya dampak negatif pembangunan terhadap lingkungan sosial.

Menurut Kuswanto dan Bintarto beberapa usaha untuk mengatasi permasalahan akibat ledakan penduduk antara lain sebagai berikut.
a. Perencanaan, pengaturan, dan pembatasan kelahiran (dengan KB) untuk menekan jumlah penduduk.
b. Menyelenggarakan pendidikan kependudukan dan lingkungan hidup yang baik melalui sekolah, kursus-kursus, dan perkumpulan lainnya untuk menampung tenaga kerja.
c. Meratakan persebaran penduduk dengan mengadakan transmigrasi dan melaksanakan pembangunan desa untuk membendung arus urbanisasi dan terkonsentrasinya penduduk di suatu daerah.
d. Memperluas kesempatan kerja, meningkatkan fasilitas pendidikan, kesehatan, transportasi, komunikasi, dan perumahan.
e. Perluasan industrialisasi, baik ringan maupun berat.
f. Perencanaan penggunaan tanah untuk pertanian, pembangunan, dan permukiman dengan tetap memperhatikan kelestariannya supaya tidak merugikan kehidupan manusia di sekitarnya.
g. Intensifikasi dan ekstensifikasi pertanian agar produksi pangan dan produksi hasil pertanian lainnya meningkat.
h. Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang bersahabat dengan lingkungan untuk meningkatkan mutu kehidupan manusia.



TUGAS
Umur
(tahun)
Laki-laki
 (juta jiwa)
Perempuan
(juta jiwa)
kelahiran
Kematian (LK+PR)
Imigran
Seluruhnya
Emigran
seluruhnya
0-4
12,5
12,4

0,6
12,8 juta jiwa
8,7 juta jiwa
5-9
11,5
11,1

0,2
10-14
11,7
11,5

0,2
15-19
11
10
0,6

20-24
8,5
8,5
1,8

25-29
7,5
7,5
4,2

30-34
6,8
6,9
5,4

35-39
5,2
5,3
2,6

40-44
4,5
4,5
1

45-59
3,8
3,8


50-54
3,5
3,6

1
55-59
2,6
2,6

1,2
60-69
2,4
2,5

1,6
70-74
2,1
2,2

2,2
75-79
1,3
1,5

2,3
80.......
1,5
1,1

3

Pertanyaa:
1. hitung jumlah penduduk seluruhnya (laki-laki+perempuan)
2. hitung jumlah kelahiran seluruhnya
3. hitung jumlah kematian seluruhnya
4. hitung angka kelahiran kasar, termasuk golongan apa?
5. hitung angka kematian kasar, termasuk golongan apa?
6. hitung angka imigrasi
7. hitung angka emigrasi
8. hitung pertumbuhan penduduk alami, termasuk golongan apa?
9. hitung pertumbuhan penduduk total
10. andaikan data penduduk diatas adalah data tahun 2010, hitung proyeksi penduduk tahun 2020 berdasarkan pertumbuhan alami
11.  andaikan data penduduk diatas adalah data tahun 2010, hitung proyeksi penduduk tahun 2020 berdasarkan pertumbuhan total
12. setelah diperoleh persentase pertumbuhan penduduk pada nomor 8, pada tahun berapakah jumlah penduduk akan menjadi berlipat ganda?
13. hitung angka kelahiran khusus menurut umur pada masing-masing kelompok wanita pada tabel diatas (6 buah)
14. hitung angka kematian khusus menurut umur pada masing-masing kelompok penduduk pada tabel diatas (9 buah)
15. jika luas daerah seluruhnya 2.000.000 km ² berapakah kepadatan penduduk aritmatik?
16. jika 65 % penduduk adalah petani dan 80% dari luas seluruh lahan adalah lahan pertanian produktif, berapak kepadatan penduduk agraris?
17. hitung sex ratio berdasarkan data pada tabel diatas
18. hitung dependency ratio dari data pada tabel diatas

TUGAS HARUS SUDAH DIKIRIM KE EMAIL SAYA, PALING LAMBAT TANGGAL 14 SEPTEMBER PUKUL 21.00 WIB